Tuesday, August 26, 2014

PILPRES PALING BERDOSA

Pelaksanaan Pemungutan suara Pemilihan Umum  Presiden tahun 2014 sudah usai,tahapannya kini memasuki gugatan pasangan Prabowo-Hatta ke Mahkamah Konstitusi.Beragam penilaian dari berbagai pihak tentang pelaksanaan Pilpres tahun ini,ada yang memuji tapi tak sedikit juga yang mencaci.Tergantung dari sudut mana orang orang menilai pelaksanaan PILPRES ini.Pendukung Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta dengan lantang mengatakan Pelaksanaan Pilpres tahun 2014 diwarnai dengan kecurangan yang bersifat massif,sistematis dan terstruktur yang dilakukan penyelenggara Pemilu dalam hal ini KPU.Pasangan yang didukung oleh Partai yang tergabung dalam Koalisi Merah-Putih ini menuding KPU bersikap tidak adil dan banyak melakukan pelanggaran terhadap Peraturan yang dibuat oleh KPU sendiri yang mengakibatkan kerugian pada pihak Prabowo-Hatta.
Tak sedikit pula elemen masyarakat yang menilai pelaksanaan PILPRES 2014 jauh lebih baik dan lebih berkualitas dibanding pilpres pada tahun-tahun sebelumnya,salah satu indikasinya adalah semangkin banyak kelompok dan Lembaga masyarakat yang terlibat aktif dalam semua tahapan pemilu presiden ini,terutama di sektor pengawasan Perhitungan suara.Disamping itu KPU melakukan beberapa perbaikan system Pemilu ditahun sebelumnya terutama dalam transparansi C1  setiap TPS diseluruh Indonesia dapat diakses oleh siapa saja di laman KPU.Senada dengan kelompok dan berbagai elemen masyarakat Pemerintah melalui Mentri dalam negri juga mengapresiasi pelaksanaan Pilpres 2014.
Tapi menurut saya Pilpres 2014 ini adalah Pilpres yang paling berdosa sepanjang pemilihan presiden secara langsung digelar di negri yang mengaku Negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini.Karena pilpres tahun ini dipenuhi hujatan,Fitnah dan tuduhan yang tak berdasar yang tujuannya untuk menjatuhkan lawan politik, yang dalam bahasa politiknya disebut Kampanye hitam atau Black Campaign.Kampanye Hitam menimpa kedua pasang Kubu yang berkompetisi.Memang Kampanye hitam biasa terjadi dalam suatu election,bahkan Amerika Serikat sendiri Negara yang demokrasinya nyaris sempurna juga mengalami Black campaign dalam setiap Pemilahn Presiden. Tapi yang terjadi dalam Pilpres tahun ini, Black campaign sudah memasuki tahapan yang tak bisa ditolerir,bahkan Jusuf Kalla, Cawapres yang diusung Partai PDIP,PKB,Nasdem dan Hanura itu sebagai Pendamping Jokowi,kampanye Presiden tahun ini hanya diwarnai dengan aksi klarifikasi setiap Kampanye hitam yang menimpa setiap Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden yang sedang berkompetisi.
 Kampannye hitam bukan hanya melibatkan Timses dari setiap kubu tapi lebih ramai dilakukan oleh Relawan dan Pendukung dari masing-masing pasangan capres/cawapres.Bahkan banyak Relawan dan Pendukung setiap pasangan calon bergerak sendiri-sendiri tanpa ada koordinasi dengan Tim Sukses atau Tim pemenagan Capres yang mereka dukung.Isu Ham dan otoriter sangat melekat dengan Kampanye Hitam  yang menimpa Prabowo Subianto. Sedangkan Jokowi diserang dengan isu Capres Boneka dan isu sara.Bully yang kasar dan banyaknya umpatan dan saling hina antar pendukung capres menjadi trending topic di setiap Media Sosial.
Kampanye hitam masuk pada semua lini elemen masyarakat,bahkan untuk melancarkan kampanye hitam para pelaku sangat senang membuat Tabloid Baru seperti OBOR RAKYAT, yang merupakan media yang isinya penuh dengan hujat dan fitnah pada JOKOWI-JK, hal ini berbanding terbalik dalam memberikan opini pada Prabowo-Hatta, kedua tokoh ini bak pahlawan pembawa kebenaran yang penampilannya nyaris sempurna dan tak punya salah.Padahal kita mengetahui pada saat Kampanye dan Pemungutan suara Umat Muslim sedang melakukan ibadah Puasa ,dimana setiap muslim dituntut untuk lebih bisa menahan nafsu,termasuk nafsu untuk menghujat dan menyebar fitnah.Tapi Bulan yang Penuh Rahmat itu tidak lagi dihormati oleh Pelaku Penyebar hujat dan fitnah itu.
Memang di Negara yang jumlah Pemilih rasionalnya masih sedikit adalah tempat yang subur bagi berkembangnya kampanye hitam, dan ini di manfaatkan betul oleh para politisi kita yang doyan dengan cara yang tak terpuji ini untuk meraih dukungan dan suara di setiap election.Apalagi yang selalu dimunculkan isu sara, isu yang sangat seksi untuk meraup banyak suara.
Dengan berakhirnya Pilpres 2014 ini kedua kubu harus melakukan rekonsiliasi, terutama pasangan yang sedang berkompetisi yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.Diharapkan dengan rekonsiliasi yang dilakukan dilevel elite akan menurunkan suhu persaingan di akar rumput.Sehingga perbedaan yang terjadi selama pilpres 2014 tidak membawa dampak yang lebih buruk lagi pada kesatuan Negara Republik Indonesia.
 Disamping Penuh dengan hujatan dan fitnah, Pilpres tahun ini dipenuhi dengan ingkar janji pesohor negri.Ada yang janji potong “burung”,ada yang pindah ke Negara lain bahkan ada yang rela jalan kaki Jogya–Jakarta jika Jokowi mampu mengalahkan Prabowo dalam Pilpres 2014. Ini merupakan bentuk keyakinan yang berlebihan pada jagoan yang didukung dan merendahkan competitor jagoannya, yang pasti sang competitor jagoan punya pendukung dan relawannya.Saat nya kini para Netizen menagih janji para pesohor negri, bukan untuk mengeksekusi nazar mereka secara harafiah, tetapi memberi pelajaran pada orang Sombong yang suka merendahkan orang lain.
Bertobatlah para Penyebar Hujat dan fitnah,bertobatlah para mahluk sombong yang suka merendahkan orang lain,karena TUHAN YANG MAHA KUASA saja sebagai pencipta manusia tidak pernah merendahkan orang ciptanNya…  

No comments:

Post a Comment